Monday, June 14, 2010

Pohon Talok Yang Baik Hati

*Bener nggak sih begini nulisnya ?? Aduh, jadi bingung saya..

Huhu, pohon talok (klo dulu, di komplek rumah gw sebutannya ceri) memang tiada duanya, bukan “Kijang” doang lah yauu,, Rindang dan rajin berbuah sekali dirinya itu, benar-benar pohon yang baik deh kamu, coba ya lo bukan pohon dan lo itu laki-laki, pasti gw udah minta lo lamar deh, haha. Ovay (over lebay, red) deh saya.
Kapan itu, saya sama matahari terbit gw berteduh dari cuaca yang terik nan mematikan (klo lo berdiri di atas gedung, bagian ujung, panas-panasan, dijamin jatoh lo ke bawah, mati dah..), yah maklumlah akhir-akhir ini Jogja jadi sering dianalogikan dengan neraka, karena panasnya itu loh, la haula wa la quwata illa billah sekaleee.



Balik lagi, terus ni kami pun menyalurkan hobi yang telah lama tak tersalurkan kembali selama berjuta-juta tahun lamanya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah “memetik talok”, dengan berbekal tongkat suci (boleh pinjem dari alm. Prof. Dumbledore) dan kekuatan jumper (baca : kutu loncat) mode on, kami pun langsung bergerak untuk memerawani (kata dasarnya perawan) gadis-gadis buah talok yang telah ranum dan menggiurkan itu (apa sih ??)




Berhubung tubuh ini begitu mungil (baca : bantet), tidak lupa kursi panas pun ikut didatangkan secara khusus, jauh-jauh dari Pekalongan untuk ikut berpartisipasi mensukseskan program ini, sungguh kursi yang mulia



Semoga di akhir hayatmu, kamu akan menemukan pasangan jiwamu, Pak Kursi, amin*
=)


No comments:

Post a Comment